Al-Kisah

Jangan Merasa Paling Sempurna.

Suatu hari seorang ustadz dari pondok pesantren memanggil salah satu santrinya yang bernama Fulan.
"Hai fulan, kau telah lama menuntut ilmu disini, sekarang tibalah saat kau untuk ujian yang terakhir. Apakah kau siap wahai fulan?" tanya ustadz tersebut.
"Saya siap wahai ustadz," jawab fulan dengan tegas.
"Baiklah, saya beri kau pertanyaan dan ku beri waktu 3 hari untuk memberi jawaban kepadaku. Pertanyaanku, carilah diantaramu orang atau makhluk yang paling buruk atau lebih buruk darimu!"
Demikian perintah ustadz tersebut kepada Fulan. Dan Fulan melaksanakan perintah tersebut dengan mencari orang yang dinilai paling buruk.
Pada hari pertama Fulan mencari, ia bertemu dengan seorang Pemabuk yang saat itu sedang menggenggam botol minuman keras sambil jalan sempoyongan. Dalam hati Fulan, setiap hari dirinya menuntut ilmu dan beribadah, namun orang itu malah mabuk-mabukan. Dan yakinlah ia bahwa orang itu yang dinilai lebih buruk darinya.
Namun sebelum tidur dalam hati Fulan berfikir sejenak, "kalaupun orang tadi adalah seorang pemabuk, namun jika Allah menghendaki untuk mati dalam keadaan Khusnul Khotimah, sedangkan aku belum tentu dikehendaki mati khusnul khotimah. Oh, belum tentu dia lebih buruk dari aku, karena Allah selalu membuka pintu taubat bagi hambanya yang bertaubat dan menyesali perbuatannya." Akhirnya ia kembali berfikir untuk mencari siapakah orang atau makhluk yang dimaksud ustadznya itu.
Hari kedua Fulan bertemu dengan seekor Anjing yang menjijikan dan mengeluarkan air liur dari mulutnya. Dalam hatinya ia berfikir, "ini dia yang lebih buruk dari aku, makhluk yang menjijikan dan diharamkan bagi umat islam untuk memakannya begitu juga merawatnya."
Namun sebelum tidur, kembali lagi ia berfikir dalam hatinya, "seburuk apapun anjing atau hewan lain, tapi di akherat nanti mereka tidak akan diminta pertanggung jawaban. sedangkan aku adalah manusia yang penuh kesalahan dan dosa. Oh tidak, dia tidak lebih buruk dari aku."
Akhirnya Fulan tertegun memikirkan orang atau makhluk yang dimaksudkan oleh ustadznya.
Dan tiba hari ketiga. Fulanpun dipanggil oleh ustadznya.
"Hai Fulan, sudahkah kau menemukan jawaban siapa orang atau makhluk yang paling buruk atau lebih buruk darimu?"
"Sudah ustadz," jawab Fulan dengan tegas dan muka berseri-seri.
"Katakan padaku sekarang siapa yang kau temukan itu," pinta ustadz.
Dengan perasaan tak ragu dan muka yang bersih dan berseri-seri Fulan seorang santri yang telah sekian lama menuntut ilmu itu menjawab dengan lirih,
"Tidak ada yang paling buruk dan lebih buruk dari saya selain aku sendiri."
Sungguh suatu penilaian dari diri pribadi yang teguh dan dengan didasari oleh ilmu Allah. Tanpa ada keraguan seorang santri menjawab dan meyakinkan pada diri seorang ustadz yang memberikan ujian yang tentu sulit ditafsirkan oleh orang biasa.
Begitu juga dengan kita sebagai hamba Allah. Janganlah merasa sempurna meskipun Tuhan telah menjadikan kita sebagai makhluk yang sempurna. Karena Allah tidak pernah melihat manusia dari kesempurnaan fisik, akal, maupun hartanya. Namun Tuhan selalu mengawasi segala perbuatan dan amal ibadah kita sehari-hari.
Semoga kita selalu diberi petunjuk agar menjadi makhluk yang diridhoi Allah SWT.
Amiiiin.......